Problem Makan bagi manusia (Eating Problem) tidak hanya menyerang kaum wanita atau orang-orang yang bermasalah dengan berat badan tetapi juga hinggap pada sebagian besar anak kecil. Pada Anak-anak "Eating problems" biasanya diawali saat peralihan dari makanan cair ke makanan padat. Beberapa Dokter merenferensi bahwa si kecil baru dapat diperkenalkan dengan makanan tambahan pada usia mulai 4 bulan. Si Kecil perlu belajar mengecap dan mengunyah, bukan lagi menghisap. Beberapa menu perlu diperkenalkan terlebih dahulu (dicoba sedikit demi sedikit dulu) agar perut si kecil tidak kaget sehingga saat tepat berkenalan dengan menu baru ketika si kecil telah siap (dilihat dari perkembangannya) dan berikan saat si kecil benar-benar merasa lapar. Kelebihan camilan yang mengandung gula menjelang waktu makan, menghambat selera makan. So...... hindari memberi si kecil yang manis-manis apabila waktu makan tiba!!.
Bila berhasil melewati masa pemberian makanan tambahan (pendamping), dan anak menyukai semua jenis menu orang dewasa, berat badan dan tingginya normal, vitamin-mineral ekstra tidak lagi diperlukan.
Ajarkan anak menyukai berbagai jenis makanan. Pola makan anak perlu belajar dipandu oleh rasa lapar. Bila makan tak habis atau menolak makan berarti sudah kenyang. Mungkin asupan kalorinya sudah berlebih. Memaksakan anak menghabiskan makanan di piring makannya bisa menimbulkan persoalan emosi. Nafsu makan akan berkurang kalau emosi terganggu. Anak perlu suasana makan menyenangkan selain keaneka-ragaman bentuk dan warna hidangan
Berikut Tips dari dr Soeroyo Machfudz SpA(K) MPH dari Yogyakarta memberikan beberapa kiat yang bisa dimanfaatkan:
- Bagi ibu yang bekerja, luangkan waktu sebentar saja tetapi berkualitas untuk menyuapi anaknya. Sebab, sebenarnya anak-anak sangat mengerti bila ibunya bekerja.
- Berikanlah kepuasan psikis kepada anak yang sesuai dengan usianya, dan buatlah agar suasana hatinya senang, misalnya anak makan sambil jalan-jalan, melihat kereta api, dan lain-lain. Problem utama anak susah makan itu 6 bulan sampai 2 tahun. ''Asal usia itu terlewati dengan bagus, Insya Allah ke depannya tidak ada masalah.'', tutur Soeroyo.
- Pada saat orang tua baik ibu maupun ayahnya pulang kerja, pertama kali yang harus dipegang atau disapa adalah anaknya. Jangan yang lain.
- Jangan memaksa anak makan sampai mencekoki, mencubit atau bahkan memelototi. Bagaimana bila anak tidak mau sayur, tahu-tempe, dan makanan bergizi lainnya? Soeroyo menyarankan sebaiknya anak 'dilaparkan' dulu. ''Tetapi, kita siapkan makanan yang sudah kita programkan, nanti berangsur-angsur dia akan mau, tetapi memang perlu telaten, disiplin.'', jelas dia.
- Sebaiknya sedini mungkin kita menerapkan penghargaan dan hukuman yang edukatif. Misalnya, pada waktu anak mau makan dipuji, diajak jalan-jalan, ciuman, pelukan. Bila tidak mau makan, katakan, misalnya, ibu atau ayah tidak mau lihat televisi bersama-sama, tidak mau jalan-jalan lagi.
- Pada anak berusia setelah empat bulan-enam bulan, baik diberi bubur instan asalkan anak tak alergi susu. Setelah anak berusia enam bulan, lebih bagus membuat bubur sendiri, karena ada macam-macam pilihan sayuran dan lauk-pauk yang bisa mengurangi kejenuhan rasa. Misalnya, hati dengan bayam, kemudian wortel dengan tempe, kangkung dengan tahu, dan sebagainya. Namun, bila dengan makanan tersebut anak mengalami diare atau muntah maka menu harus dievaluasi.
- Pada saat bayi mengalami perubahan makanan seperti enam bulan, sembilan bulan satu tahun, dia akan merasa-rasakan karena rasanya aneh sehingga kadang dimain-mainkan seperti dimuntahkan, ini harus dimasukkan lagi. Prinsipnya bila makanan tersebut dimuntahkan, harus sedikit-sedikit dan makanannya harus lebih cair lagi. 8. Pada kasus anak yang mengalami gangguan psikis yang manifestasinya pada lambung dengan muntah bisa teratasi kira-kira setelah tiga tahun. Tetapi, kasus seperti itu jarang dan tidak menjadi masalah asal kebutuhan gizi, kalori, lemak, proteinnya tercukupi.
(sumber : republika.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar